Description
Yusak Pigay, seorang Guru SD YPPGI Obano, Paniai Barat, Kabupaten Paniai yang sejak Maret 1982 bergabung dengan pejuang Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Paniai karena tidak tahan terus-menerus dikejar-kejar oleh militer Indonesia. Ia dituduh mendukung OPM dengan menyediakan logistik (makanan dan minuman bagi kebutuan OPM). Rumah di kampungnya menjadi sasaran militer Indonesia. Semua warga kampung lain, dibekali bendera merah putih dan diberi perintah untuk mengibarkannya di halaman rumah.
Yusak Pigay tidak diberi jatah bendera, sehingga ia tidak dapat mengibarkan bendera merah putih di halaman rumahnya. Pada saat militer Indonesia melakukan operasi ke kampungnya dari dua arah: Enarotali (sebelah timur) dan Moanemani (dari arah Barat), tidak terlihat bendera merah putih dikibarkan di halaman rumah Yusak. Anggota militer mencari Yusak dan keluarganya dengan masuk dan memeriksa seluruh isi rumah, tetapi tidak menemukan Yusak dan anggota keluarganya. Karena Yusak dan keluarganya sudah mengungsi beberapa jam lalu sebelum ada operasi militer di kampugnnya. Rumah Yusak dibakar oleh militer Indonesia. Kebun dirusak dan seluruh ternaknya dibunuh.
Sejak saat itu, Yusak takut kembali ke kampungnya dan memilih bergabung dengan para pejuang OPM, seperti Yulius Goo, Natalis Tekege dan Vitalis Dogomo.
Yusak dinyatakan hilang hingga kini ketika ia memenuhi undangan dari seorang Papua yang mengaku pemimpin OPM untuk datang ambil senjatah di Nabire. Setibanya di Kilometer 100, Yusak bersama beberapa pejuang OPM dijemput oleh Bapak Marey, dan sejak itu Ia tidak perna kembali ke rumahnya. Dina Keiya, mama dari Yusak yang tahun 2009 berumur 70 tahun itu masih menunggu anaknya. Mintje, anak perempuan tertuanya, yang dikala Yusak hilang masih bersekolah di SMP, berhenti sekolah dan tidak mau menikah hingga hari ini (17 Maret 2019).
Sumber:
Rev. Dr. Benny Giay, Hidup dan Karya John Rumbiak, hal 52-53.
JPIC Gereja Kingmi
Features
Credibility: |
|
|
0 |
|
Leave a Comment